Dalam bidang elektronika seringkali diperlukan suatu
komponen yang mengalirkan arus jika diberi beda
potensial pada satu arah (Forward Bias)
dan sebaliknya tidak mengalirkan arus jika diberi beda
potensial pada arah yang berlawanan (Reverse
Bias). Komponen yang memiliki karakteristik tersebut adalah DIODA.
Untuk tegangan yang tidak terlalu tinggi orang banyak
menggunakan dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor (dalam hal ini
germanium dan silicon). Sedangkan untuk tegangan tinggi digunakan dioda vakum.
Dalam percobaan ini kita menyelidiki sifat-sifat dari penggunaan dioda dari
bahan semikonduktor saja.
Dioda merupakan komponen elektronika yang terbuat dari 2
lapisan semikonduktor yang berbeda jenis dopingnya (lapisan N dan P). Simbol
dari dioda seperti terlihat pada gambar 2.1.
Dioda akan mengalirkan arus bila diberi beda
potensial dimana kaki anoda lebih positif dari katoda dan tidak akan
mengeluarkan arus jiak sebaliknya yaitu kaki anoda lebih negatif dari katoda.
Diatas adalah lambang skematik dari dioda. Sisi p disebut
anoda dan sisi n disebut katoda. Dalam pembuatan sirkuit dioda, dioda dapat
dibalik-balik sisinya sehingga dalam sirkuit dioda ada yang namanya dioda
forward dan dioda reverse. Pada dioda forward sisi p terhubung kepada terminal
positif dari baterai dan sisi n terhubung ke terminal negatif dari baterai.
Sementara untuk dioda reverse dipasang berkebalikan dari dioda reverse yaitu
sisi p terhubung ke terminal negatif dan sisi n terhubung ke sisi positif.
Dalam dioda ada yang namanya tegangan lutut yaitu
tegangan dimana jika arus telah tegangan ini arus tersebut akan meningkat
secara cepat. Tegangan lutut sama saja dengan tegangan penghalang karena
menghalangi jalannya arus dan tegangan. Analisis dari sirkuit dioda biasanya
digunakan untuk untuk menentukan apakah tegangan dioda lebih banyak atau lebih
sedikit dari tegangan lutut. Jika lebih, dioda akan mudah mengkonduksi. Jika
kurang, dioda akan sulit mengkonduksi. Tegangan lutut dari dioda silicon
adalah:
VK = 0,7 V
Perhitungan
menggunakan tegangan lutut ini disebut pendekatan kedua Karena nilai tegangan
lutut dimasukkan dalam perhitungan analisis rangkaian. Dalam beberapa aplikasi
mengguanakan dioda, digunakan dioda germanium Karena tegangan lutut dari dioda
germanium mendekati 0,3 V sehingga ada keuntungan dan perhitungan tersendiri
dalam menggunakannya.
Grafik kurva dari dioda
RB = RP
+ RN
Hambatan
bulk tergantung pada besar dari area p dan area n, dan seberapa banyak p dan
didoping. Biasanya hambatan bulk kurang dari 1 W. Pada analisis rangkaian,
digunakan pada pendekatan ketiga.
Dioda
Zener
Variasi khusus dari dioda semikonduktor adalah Dioda
Zener. Dioda Zener adalah dioda khusus yang dirancang untuk bekerja pada daerah
breakdown.
Dioda ini paling utama bermain sebagai komponen rangkaian
regulator tegangan yang menjaga agar tegangan bebas konstan. Secara ideal zener
berlaku seolah-olah baterai sempurna. Sedang pada aproksimasi selanjutnya, ia
memiliki hambatan bulk yang menghasilkan tambahan kecil tegangan.
Dioda zener dapat diaplikasikan untuk rangkaian
regulator, protector, peak clipper, dst.
Untuk mengetahui bahwa dioda zener dioperasikan pada
daerah breakdown dengan menghitung tegangan thevenin pada dioda (dengan melepas
dioda zener tersebut). Bila tegangan thevenin lebih besar dari tegangan zener,
maka regulator bekerja.
Dengan posisi dioda zener parallel terhadap hambatan
beban, maka arus yang melewati hambatan pembatas arus (current limiting
resistor) akan sama dengan jumlah arus beban dan arus zener. Besar arus dioda
zener tidak bergantung pada besarnya hambatan dalamnya (non ohmic).
0 komentar:
Posting Komentar