Field-Effect
Transistor (FET) adalah piranti tiga-terminal seperti halnya transistor BJT. Perbedaan
utama dari kedua transistor ini adalah
bahwa BJT adalah piranti yang dikontrol oleh arus, sedangkan FET adalah piranti
yang dikontrol tegangan.
Karakteristik
High Input
Impedance
Temperature
Stable
Small size ->
Integrated Circuit
Type
Junction FET
MOSFET (Metal
Oxide Semikonductor FET)
Transistor yang telah kita pelajari sebelumnya adalah
transistor bipolar. Ada jenis transistor lain yaitu transistor efek-medan
(FET). Komponen ini dinamakan komponen unipolar karena hanya dipengaruhi oleh satu
jenis pembawa muatan.
Umumnya untuk aplikasi linear, transistor
bipolar lebih disukai, namun transistor FET sering digunakan juga karena
memiliki impedansi input (input impedance) yang sangat besar. Terutama jika
digunakan sebagai switch, FET lebih baik karena resistansi dan disipasi
dayanya yang kecil.
Ada dua jenis transistor FET yaitu JFET (junction
FET) dan MOSFET (metal-oxide semiconductor FET). Pada dasarnya kedua jenis transistor memiliki
prinsip kerja yang sama, namun tetap ada perbedaan yang mendasar pada struktur
dan karakteristiknya
1.
JFET
Transistor JFET
dibagi menjadi dua, yaitu JFET kanal-n dan kanal-p. Kanal n dibuat dari bahan
semikonduktor tipe n dan kanal p dibuat dari semikonduktor tipe p. Ujung atas
dinamakan Drain dan ujung bawah dinamakan Source. Pada kedua sisi kiri dan kanan terdapat implant
semikonduktor yang berbeda tipe. Terminal
kedua sisi implant ini terhubung satu dengan lainnya secara internal dan
dinamakan Gate.
Istilah field
efect (efek medan listrik) sendiri berasal dari prinsip kerja
transistor ini yang berkenaan dengan lapisan deplesi (depletion layer).
Lapisan ini terbentuk antara semikonduktor tipe n dan tipe p, karena
bergabungnya elektron dan hole di sekitar daerah perbatasan. Sama seperti medan listrik, lapisan deplesi ini bisa
membesar atau mengecil tergantung dari tegangan antara gate dengan source.
Gambar 7.1 a. JFET kanal-n Gambar 7.1 b. JFET kanal-p
Untuk
mengambarkan JFET pada skema rangkaian elektronika, bisa dipakai simbol
seperti pada gambar di bawah berikut.
Simbol komponen (a)JFET-n (b)JFET-p
Karena struktur
yang sama, terminal drain dan source untuk aplikasi frekuensi rendah dapat
dibolak balik. Namun biasanya tidak demikian untuk aplikasi frekuensi tinggi.
Umumnya JFET untuk aplikasi frekuensi tinggi memperhitungkan kapasitansi bahan
antara gate dengan drain dan juga antara gate dengan source. Dalam pembuatan
JFET, umumnya ada perbedaan kapasitansi gate terhadap drain dan antara gate
dengan source.
JFET kanal-n memiliki daerah p sebagai gate, dan
daerah n sebagai drain dan source. Sumber tegangan akan mengalirkan electron
bebas dari source ke drain. Tegangan
gate akan mengontrol lebar kanal dimana electron mengalir sehingga dapat
mengatur besarnya aliran ini.
Transistor JFET
kanal-p memiliki prinsip yang sama dengan JFET kanal-n, hanya saja kanal yang
digunakan adalah semikonduktor tipe p. Dengan demikian polaritas tegangan dan
arah arus berlawanan jika dibandingkan dengan transistor JFET kanal-n. Simbol
rangkaian untuk tipe p juga sama, hanya saja dengan arah panah yang berbeda.
Karakteristik
tegangan masukan gate terhadap source dan tegangan keluaran pada drain dan
source pada beberapa JFET dapat diilustrasikan pada gambar berikut:
Gambar 7.2. Peta
tegangan masukan/keluaran JFET dan transistor
Arus drain (ID) yang melalui JFET dikontrol
oleh tegangan antara gate dan source (VGS). Pengontrolan ID
dilakukan dengan memberikan tegangan reverse antara gate dan source. Pembawa
muatan negative pada kanal-n akan bergerak menuju terminal positif VDD.
Dan electron dari terminal negative VDD akan bergerak menuju source
ke kanal-n. Dengan menambah tegangan VGG maka lebar kanal-n akan
menyempit hingga tidak ada arus yang lewat.
2. MOSFET
Mirip
seperti JFET, transistor MOSFET (Metal oxide FET) memiliki drain,
source dan gate. Namun perbedaannya gate terisolasi oleh suatu bahan oksida.
Gate sendiri terbuat dari
bahan metal seperti aluminium. Oleh karena itulah transistor ini
dinamakan metal-oxide. Karena gate yang terisolasi, sering jenis
transistor ini disebut juga IGFET yaitu insulated-gate FET.
Ada dua jenis MOSFET,
yang pertama jenis depletion-enhancement dan yang kedua jenis enhancement.
Jenis MOSFET yang kedua adalah komponen utama dari gerbang logika dalam bentuk
IC (integrated circuit), uC (micro controller) dan uP (micro
processor) yang tidak lain adalah komponen utama dari komputer modern saat
ini.
MOSFET tersusun dari material tipe n, sebagian daerah p,
dan gate yang teisolasi. Daerah p dinamakan substrat.
Gambar 7.3.
Konstruksi MOSFET tipe (a) enhancement dan (b) depletion-enhancement
Sumber tegangan akan mengalirkan electron bebas dari
source ke drain. Aliran electron ini mengalir melalui sebelah kiri/substrat P.
Tegangan gate akan mengontrol lebar kanal dimana electron mengalir.
Garis putus-putus
pada simbol transistor MOSFET menunjukkan struktur transistor yang terdiri
drain, source dan subtrat serta gate yang terisolasi. Arah panah pada subtrat
menunjukkan type lapisan yang terbentuk pada subtrat ketika transistor ON
sekaligus menunjukkan type kanal transistor tersebut.
Simbol di atas dapat
digunakan untuk mengambarkan D-MOSFET maupun E-MOSFET.
3. MENGUKUR IDSS
DAN VP
VGS = 0 ; VDS
(+)
IDSS adalah arus
drain-source maksimum (saturasi) Pada VGS
= 0 dan VDS > |VP|
Vp = Tegangan Pinch-off
VGS
< 0
Nilai VGS yang menghasilkan ID=0 adalah VGS-VP,
dimana VP (-) untuk n-channel JFET
Parameter yang penting dari sebuah JFET adalah IDSS
dan VP. Dengan mengetahui kedua parameter ini kita dapat
memperkirakan karakteristik transfer dari hubungan ID dan IDS.
Karakteristik Transfer (Karakteristik ini
tidak dipengaruhi oleh rangkaian)
Percobaan berikut ini kita akan mengukur IDSS
dan VP tanpa menggunakan curve tracer.
Perhatikan gambar 7.4. Bila VDD diubah dari 0
hingga 15 V, maka arus yang terbaca pada amperemeter juga berubah membesar.
Mula-mula cepat lalu lama-kelamaan akan menunjukkan harga yang tetap walau VDD
terus diperbesar. Inilah kira-kira arus IDSS.
Karakteristik
transver (transconductance) memberikan hubungan antara ID dan IDS.
Perhatikan gambar 7.5. Jika wiper potensiometer berada di B maka VGS=0
dan aros ID=IDSS. Bila wiper kita gerakkan ke A maka pada
suatu saat harga VGS tertentu akan menunjukkan ID=0. Harga
VGS dimana ID mulai=0 adalah tegangan pinch off (VP).
0 komentar:
Posting Komentar