Sinyal digital dari komputer yang
sedang bekerja berupa gelombang persegi. Bila sinyal digital tersebut
dikirimkan dan kemudian diterima oleh pihak lain, seringkali sinyal tersebut
akan terganggu oleh derau atau faktor lainnya. Maka gelombang digitalnya akan
mengalami gangguan (bentuknya akan bergerigis ataupun sebagainya). Dengan
menggunakan schmitt trigger, maka gelombang outputnya akan berupa gelmbang
persegi yang telah diperbaiki (diperhalus).
Schmitt trigger memiliki dua keadaan
stabil. Pada dasarnya schmitt trigger merupakan komparator yang memiliki nilai hysterisis, dimana nilai ini dibatasi
oleh UTP dan LTP. Rangkaian ini banyak dipakai pada saklar elektronik, tranducer
adalah sensor yang dipakai dalam merubah energi masukan (misalnya temperature, gaya dan posisi) menjadi
energi listrik. Sensor-sensor yang lazim dipakai dapat dikelompokkan sebagai
berikut :
1. Sensor
suhu: termistor
termokopel
resistansi
platinum
semikonduktor
junction
fotodioda
foto
transistor
Relay adalah suatu peralatan
elektronika yang menggunakan magnet listrik untuk mengoperasikan perangkat
kontak, bila kumparan kawat dialiri arus listrik maka medan magnet yang dibangun akan menarik
armateur berporos. Gerakan ini dipakai untuk menutup atau membuka satu atau
banyak kontak yang bekerja secara serempak.
Beberapa susunan kontak yang lazim digunakan :
1.
Normally open dimana relay akan menutup bila dialiri
listrik.
2.
Normally close dimana relay akan membuka bila dialiri
arus listrik.
3.
Changeover dimana relay ini memiliki kontak tengah yang
normalnya tertutup dan akan melepaskan diri dan membuat kontak lainnya
berhubungan.
Schmitt Trigger adalah sirkuit
yang mempunyai sepasang trigger biner yang berupa emitter. Disebut sirkuit
trigger biner ketika dua keadaan stabil terjadi. Jika transistor Q1 ON maka Q2
akan OFF dan begitu pula sebaliknya. Tidak adanya input yang menuju transistor
Q1 kerja dari pembagi tegangan Rb2 dan R1 dengan Rc1 menciptakan basis pada Q2
berada pada potensial relatif positif menuju emitter dan akibatnya Q2 beoperasi
pada daerah saturasi. Dilihat dari aliran arus pada Q2, tegangan naik di
resistor CE, membuat Q1 pada posisi cut off. Ketika basis dari Q1 berada pada
posisi ground, tegangan mnejadi negatif pada emitter. Kondisi stabil pada tidak
adanya sinyal adalah Q2 ON dan Q1 OFF dan tegangan keluaran berada pada kondisi
rendah. Pertukarn kondisi dapat terjadi dengan cara
menaikkan atau menurunkan bias pada Q1.
Ketika input gelombang sinus
terjadi, secepatnya tegangan input menghitung nilai pembagi dari jumlah
tegangan yang melalui Rb1 dan Re, Q1 menyala ON sejak basisnya menjadi lebih
positif paad emitter. Q1 mengatur untuk menciptakan konduksi pada daerah
saturasi. Tegangan kolektor pada Q1 menjadi turun, dimana diganti dengan kerja
dari Rb2-Rb1 menuju basis dari Q2. Penghilangan bias maju pada Q2 dan
selanjutnya Q2 menjadi cut off. Kondisi ini dapat terjadi selama tegangan input
lebih besar daripada jumlah dari tegangan yang melalui Rb1 dan Re. Ketika Q2
menjadi cut off, tegangan keluaran bergantung pada perbedaan antara Vcc dan
tegangan yang melalui Rc2.
Ketika tegangan input turun
menjadi lebih rendah dari jumlah tegangan yang melalui Rb1 dan Re Q1 menjadi
OFF dan mengembalikan Q2 menjadi ON. Tegangan turun kembali menuju jumlah
tegangan yang melalui Re dan tegangan saturasi Q2. Hal tersebutlah yang
menghasilkan gelombang kotak.
Tegangan yang ON biasanya
disebut titik trigger teratas atau UTP dan tegangan yang OFF disebut titik
trigger terendah atau LTP. UTP biasanya lebih besar dari LTP sejak tegangan
diperlukan untuk menyalakan alat lebih dari diperlukan untuk mematikan.
Hasil gelombang keluaran
pada rangkaian Schmitt Trigger.
0 komentar:
Posting Komentar