Minggu, 05 April 2015



Sinyal digital dari komputer yang sedang bekerja berupa gelombang persegi. Bila sinyal digital tersebut dikirimkan dan kemudian diterima oleh pihak lain, seringkali sinyal tersebut akan terganggu oleh derau atau faktor lainnya. Maka gelombang digitalnya akan mengalami gangguan (bentuknya akan bergerigis ataupun sebagainya). Dengan menggunakan schmitt trigger, maka gelombang outputnya akan berupa gelmbang persegi yang telah diperbaiki (diperhalus).
Schmitt trigger memiliki dua keadaan stabil. Pada dasarnya schmitt trigger merupakan komparator yang memiliki nilai hysterisis, dimana nilai ini dibatasi oleh UTP dan LTP. Rangkaian ini banyak dipakai pada saklar elektronik, tranducer adalah sensor yang dipakai dalam merubah energi masukan (misalnya temperature, gaya dan posisi) menjadi energi listrik. Sensor-sensor yang lazim dipakai dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1.   Sensor suhu:       termistor
                                 termokopel
                                 resistansi platinum
                                 semikonduktor junction


              
 2.   Sensor cahaya:   sel fotokonduktif
                                 fotodioda
                                 foto transistor
Relay adalah suatu peralatan elektronika yang menggunakan magnet listrik untuk mengoperasikan perangkat kontak, bila kumparan kawat dialiri arus listrik maka medan magnet yang dibangun akan menarik armateur berporos. Gerakan ini dipakai untuk menutup atau membuka satu atau banyak kontak yang bekerja secara serempak.
Beberapa susunan kontak yang lazim digunakan :
1.      Normally open dimana relay akan menutup bila dialiri listrik.
2.      Normally close dimana relay akan membuka bila dialiri arus listrik.
3.      Changeover dimana relay ini memiliki kontak tengah yang normalnya tertutup dan akan melepaskan diri dan membuat kontak lainnya berhubungan.

Gambar Rangkaian Schmitt Trigger

Schmitt Trigger adalah sirkuit yang mempunyai sepasang trigger biner yang berupa emitter. Disebut sirkuit trigger biner ketika dua keadaan stabil terjadi. Jika transistor Q1 ON maka Q2 akan OFF dan begitu pula sebaliknya. Tidak adanya input yang menuju transistor Q1 kerja dari pembagi tegangan Rb2 dan R1 dengan Rc1 menciptakan basis pada Q2 berada pada potensial relatif positif menuju emitter dan akibatnya Q2 beoperasi pada daerah saturasi. Dilihat dari aliran arus pada Q2, tegangan naik di resistor CE, membuat Q1 pada posisi cut off. Ketika basis dari Q1 berada pada posisi ground, tegangan mnejadi negatif pada emitter. Kondisi stabil pada tidak adanya sinyal adalah Q2 ON dan Q1 OFF dan tegangan keluaran berada pada kondisi rendah. Pertukarn kondisi dapat terjadi dengan cara menaikkan atau menurunkan bias pada Q1.
Ketika input gelombang sinus terjadi, secepatnya tegangan input menghitung nilai pembagi dari jumlah tegangan yang melalui Rb1 dan Re, Q1 menyala ON sejak basisnya menjadi lebih positif paad emitter. Q1 mengatur untuk menciptakan konduksi pada daerah saturasi. Tegangan kolektor pada Q1 menjadi turun, dimana diganti dengan kerja dari Rb2-Rb1 menuju basis dari Q2. Penghilangan bias maju pada Q2 dan selanjutnya Q2 menjadi cut off. Kondisi ini dapat terjadi selama tegangan input lebih besar daripada jumlah dari tegangan yang melalui Rb1 dan Re. Ketika Q2 menjadi cut off, tegangan keluaran bergantung pada perbedaan antara Vcc dan tegangan yang melalui Rc2.
Ketika tegangan input turun menjadi lebih rendah dari jumlah tegangan yang melalui Rb1 dan Re Q1 menjadi OFF dan mengembalikan Q2 menjadi ON. Tegangan turun kembali menuju jumlah tegangan yang melalui Re dan tegangan saturasi Q2. Hal tersebutlah yang menghasilkan gelombang kotak.
Tegangan yang ON biasanya disebut titik trigger teratas atau UTP dan tegangan yang OFF disebut titik trigger terendah atau LTP. UTP biasanya lebih besar dari LTP sejak tegangan diperlukan untuk menyalakan alat lebih dari diperlukan untuk mematikan.

Hasil gelombang keluaran pada rangkaian Schmitt Trigger.

  

0 komentar:

Posting Komentar