Osilator yang lazim digunakan untuk
menghasilkan gelombang non sinus, banyak menggunakan multivibrator.
Multivibrator merupakan rangkaian yang
mengeluarkan tegangan berbentuk kotak. Sebenarnya multivibrator merupakan
penguat transistor dua tingkat yang dikopel dengan kondensator, dimana output
dari salah satu transistor akan dijadikan input dari transistor yang lain.
Multivibrator
adalah suatu rangkaian elektronika yang pada waktu tertentu hanya mempunyai
satu dari dua tingkat tegangan keluaran, kecuali selama masa transisi. Peralihan
(switching) di antara kedua tingkat tegangan keluaran tersebut
terjadi secara cepat. Dua keadaan tingkat tegangan keluaran multivibrator
tersebut, yaitu stabil (stable) dan Quasistable.
Disebut
stabil apabila rangkaian multivibrator tidak akan mengubah tingkat tegangan
keluarannya ke tingkat lain jika tidak ada pemicu (trigger) dari
luar rangkaian.
Disebut
quasistable apabila rangkaian multivibrator membentuk suatu pulsa tegangan
keluaran sebelum terjadi peralihan tingkat tegangan keluaran ke tingkat lainnya
tanpa satupun pemicu dari luar. Pulsa tegangan itu terjadi selama 1 periode (T1),
yang lamanya ditentukan oleh komponen-komponen penyusun rangkaian multivibrator
tersebut.
Ketika
rangkaian multivibrator mengalami peralihan di antara dua tingkat
keadaan tegangan keluarannya maka keadaan tersebut disebut sebagai keadaan
unstable atau kondisi transisi.
1.
Astable
2.
Monostable
3.
Bistable
1. Multivibrator astable
Disebut
sebagai multivibrator astable apabila kedua tingkat tegangan keluaran
yang dihasilkan oleh rangkaian multivibrator tersebut adalah quasistable.
Rangkaian tersebut hanya mengubah keadaan tingkat tegangan keluarannya di
antara 2 keadaan, masing-masing keadaan memiliki periode yang tetap. Rangkaian
multivibrator tersebut akan bekerja secara bebas dan tidak lagi memerlukan
pemicu. Tegangan keluaran multivibrator ini ditunjukkan dalam Gambar 1c.
Periode waktu masing-masing level tegangan keluarannya ditentukan oleh
komponen-komponen penyusun rangkaian tersebut. Banyak metode digunakan untuk
membentuk rangkaian multivibrator astabil, di antaranya adalah dengan
menggunakan Operational Amplifier, menggunakan IC 555, atau transistor
NPN.
Rangkaian multivibrator astabil yang dibuat dengan
teknologi film tebal ini memanfaatkan kombinasi dua buah transistor NPN, dua
buah kapasitor, dan empat buah resistor. Pada rangkaian multivibrator astabil
ini. Dua buah transistor yang digunakan akan dioperasikan sebagai suatu saklar
(switch). Nilai-nilai 4 buah resistor yang digunakan, yaitu 2 buah
digunakan sebagai resistansi kolektor dan 2 buah digunakan sebagai resistansi
basis haruslah memiliki nilai resistansi yang tepat untuk memastikan transistor
akan on pada saat transistor berada dalam keadaan saturasi (on)
dan akan off pada saat berada dalam keadaan cutoff (tersumbat).
Resistor-resistor tersebut akan menentukan besarnya arus basis transistor,
nilai arus basis ini yang akan menentukan apakah transistor akan berada dalam
keadaan saturasi atau berada dalam keadaan tersumbat. Untuk menentukan periode
masing-masing level tegangan keluaran, digunakan resistor dan kapasitor dengan
nilai tertentu.
Rangkaian
multivibrator astabil tersebut disusun dengan menggunakan sepasang transistor
NPN yang disusun secara menyilang sebagai common emitter amplifier.
Apabila satu dari dua transistor tersebut memulai untuk menghantar, maka sinyal
umpan balik kepada basis transistor akan meningkat dan transistor tersebut akan
secepat mungkin berubah menjadi on. Dengan proses yang sama, transistor
kedua akan secepat mungkin berubah menjadi off. Susunan rangkaian
multivibrator astabil tersebut ditunjukkan dalam Gambar
Rangkaian
Multivibrator Astabil
Hasil gelombang
keluarannya adalah:
2. Multivibrator bistable (flip-flop):
Disebut
sebagai multivibrator bistable apabila kedua tingkat tegangan
keluaran yang dihasilkan oleh rangkaian multivibrator tersebut adalah stabil
dan rangkaian multivibrator hanya akan mengubah kondisi tingkat tegangan
keluarannya pada saat dipicu.
3. Multivibrator monostable (one-shot)
Disebut
sebagai multivibrator monostable apabila satu tingkat tegangan
keluaran-nya adalah stabil sedangkan tingkat tegangan keluaran yang lain adalah
quasistable. Rangkaian tersebut akan beristirahat pada saat tingkat
tegangan keluarannya dalam keadaan stabil sampai dipicu menjadi keadaan
quasistable. Keadaan quasistable dibentuk oleh rangkaian
multivibrator untuk suatu periode T1 yang telah ditentukan sebelum
berubah kembali ke keadaan stabil. Sebagai catatan bahwa selama periode T1
adalah tetap, waktu antara pulsa-pulsa tersebut tergantung pada pemicu.
0 komentar:
Posting Komentar