Rabu, 01 April 2015

Platinum RTD

Platinum RTD adalah sensor temperatur yang memanfaatkan besarnya perubahan tahanan akibat perubahan temperatur. Harga tahanan sensor ini akan naik sesuai dengan kenaikan temperatur (koefisien temperatur positif). Kenaikan harga tahanannya linier, sehingga persamaannya dapat ditulis sebagai berikut:

RT = R25 (1 + α.T)
Dengan:           RT = resistansi pada temperatur T oC
                        R25 = resistansi pada temperatur 25 oC, 10 kΩ
                        T = temperatur pengukuran
                        α = 0.003
Pada tabel di bawah ini diperlihatkan nilai resistansi RTD pada beberapa temperatur berbeda. Bila diperhatikan kenaikan resistansi sebanding dengan kenaikan temperatur seperti pada persamaan diatas.

Temperatur (oC)
Resistansi (Ω)
0
9.037
5
9.23
10
9.422
15
9.615
20
9.807
25
10
30
10.19
35
10.385
40
10.577
45
10.77
50
11











RTD adalah salah satu dari beberapa jenis sensor suhu yang sering digunakan. RTD dibuat dari bahan kawat tahan korosi, kawat tersebut dililitkan pada bahan keramik isolator. Bahan tersebut antara lain; platina, emas, perak, nikel dan tembaga, dan yang terbaik adalah bahan platina karena dapat digunakan menyensor suhu sampai 1500o C. Tembaga dapat digunakan untuk sensor suhu yang lebih rendah dan lebih murah, tetapi tembaga mudah terserang korosi.

 



 Gambar Sensor Platinum RTD




Termistor NTC
Termistor NTC (Negative Temperature Coefficient) merupakan kebalikan dari platinum RTD artinya, kenaikan temperatur akan mengakibatkan turunnya resistansi termistor NTC. Penurunan harga resistansinya tidak linier, sesuai dengan persamaan:

R2 = R1.exp[B/T2B/T1]

Dengan:           R2 = resistansi pada temperatur T
            R1 = resistansi pada temperatur T1
            B = temperatur karakteristik, 4350 K
Tabel harga ratio resistansi termistor pada temperatur berbeda:
Temperatur Pengukuran oC
Ratio Resistansi
Koefisien Temperatur
Deviasi Resistansi (%)
0
3,251
5,08
0,89
5
2,531
4,92
0,70
10
1,986
4,78
0,52
15
1,569
4,64
0,34
20
1,249
4,50
0,17
25
1
4,37
0,00
30
0,806
4,25
0,16
35
0,653
4,13
0,32
40
0,5331
4,02
0,47
45
0,4373
3,91
0,62
50
0,3606
3,80
0,77
R25 C = 2,2 kΩ + 10%
RT = R25 C x ratio resistansi pada To


Termokopel Tipe K

Termokopel merupakan sensor temperatur yang terdiri dari 2 buah kawar yang berbeda bahan pembuatannya dan dihubungkan jadi satu pada salah satu ujungnya. Untuk termokopel tipe K bahan pembuatannya adalah alumel dan chromel. Ketika ujung persambungan dipanaskan maka akan didapatkan tegangan pada kedua ujung lainnya. Titik persambungan biasa disebut hot junction dan kedua ujung lainnya disebut cold junction. Besarnya tegangan output termokopel tergantung pada perbedaan temperatur antara hot junction dan cold junction.
Untuk termokopel tipe K, tegangan outputnya linier pada jangkauan temperatur 1-100oC dengan besarnya tegangan antar hot dan cold junction adalah 40,28 μv/oC.

Gambar Sensor Thermokople


0 komentar:

Posting Komentar