Platinum RTD
Platinum RTD adalah sensor temperatur yang memanfaatkan
besarnya perubahan tahanan akibat perubahan temperatur. Harga tahanan sensor
ini akan naik sesuai dengan kenaikan temperatur (koefisien temperatur positif).
Kenaikan harga tahanannya linier, sehingga persamaannya dapat ditulis sebagai
berikut:
RT = R25
(1 + α.T)
Dengan: RT
= resistansi pada temperatur T oC
R25
= resistansi pada temperatur 25 oC, 10 kΩ
T
= temperatur pengukuran
α
= 0.003
Pada tabel di bawah ini diperlihatkan nilai resistansi RTD
pada beberapa temperatur berbeda. Bila diperhatikan kenaikan resistansi
sebanding dengan kenaikan temperatur seperti pada persamaan diatas.
Temperatur (oC)
|
Resistansi (Ω)
|
0
|
9.037
|
5
|
9.23
|
10
|
9.422
|
15
|
9.615
|
20
|
9.807
|
25
|
10
|
30
|
10.19
|
35
|
10.385
|
40
|
10.577
|
45
|
10.77
|
50
|
11
|
Gambar Sensor Platinum RTD
Termistor NTC
Termistor NTC (Negative
Temperature Coefficient) merupakan kebalikan dari platinum RTD artinya,
kenaikan temperatur akan mengakibatkan turunnya resistansi termistor NTC.
Penurunan harga resistansinya tidak linier, sesuai dengan persamaan:
R2 = R1.exp[B/T2
– B/T1]
Dengan: R2 = resistansi pada
temperatur T
R1
= resistansi pada temperatur T1
B =
temperatur karakteristik, 4350 K
Tabel harga ratio resistansi termistor pada temperatur
berbeda:
Temperatur Pengukuran oC
|
Ratio Resistansi
|
Koefisien Temperatur
|
Deviasi Resistansi (%)
|
0
|
3,251
|
5,08
|
0,89
|
5
|
2,531
|
4,92
|
0,70
|
10
|
1,986
|
4,78
|
0,52
|
15
|
1,569
|
4,64
|
0,34
|
20
|
1,249
|
4,50
|
0,17
|
25
|
1
|
4,37
|
0,00
|
30
|
0,806
|
4,25
|
0,16
|
35
|
0,653
|
4,13
|
0,32
|
40
|
0,5331
|
4,02
|
0,47
|
45
|
0,4373
|
3,91
|
0,62
|
50
|
0,3606
|
3,80
|
0,77
|
R25 C =
2,2 kΩ + 10%
|
|||
RT = R25
C x ratio resistansi pada To
|
Termokopel Tipe K
Termokopel merupakan sensor temperatur yang terdiri dari 2
buah kawar yang berbeda bahan pembuatannya dan dihubungkan jadi satu pada salah
satu ujungnya. Untuk termokopel tipe K bahan pembuatannya adalah alumel dan
chromel. Ketika ujung persambungan dipanaskan maka akan didapatkan tegangan
pada kedua ujung lainnya. Titik persambungan biasa disebut hot junction dan kedua ujung lainnya disebut cold junction. Besarnya tegangan output termokopel tergantung pada
perbedaan temperatur antara hot junction
dan cold junction.
Untuk termokopel tipe K, tegangan outputnya linier pada
jangkauan temperatur 1-100oC dengan besarnya tegangan antar hot dan cold junction adalah 40,28 μv/oC.
Gambar Sensor Thermokople
0 komentar:
Posting Komentar